My Link

Photobucket

Tips Membeli Komponen Elektronika



Mungkin dalam membeli komponen adalah hal yang selalu kita lakukan sebelum kita mengerjakan rangkaian elektronika yang kita rancang menjadi sebuah alat. Ada beberapa tips buat kamu-kamu yang mau beli komponen.

  1. Pertama-tama kita harus sudah mempunyai susunan rangkaian elektronika yang akan kita buat, lebih baik lagi kalau kita sudah mempunyai hasil layoutan-nya.

Tapi itu tergantung juga bagaimana cara kita melayout, ada yang melayout secara manual dengan melihat bentuk kaki dan ukuran komponen. Ada pula yang melayout komponen dengan software, jadi lebih praktis. Ukuran dan susunan kaki komponen sudah terprogram dalam software, tinggal print aja.

  1. Listing komponen yang akan kita beli. Berapa jumlah dan ukuran nilai komponen tersebut. Prioritaskan komponen-komponen yang vital. Catat listing komponen tersebut agar lebih memudahkan dalam menge-ceknya kembali.
  2. Apabila ada bagian tambahan seperti chasing alat atau hal lain selain komponen elektronika. Belilah saat terakhir, dimana semua komponen telah dibeli.
  3. Apabila itu adalah pekerjaan kelompok. Lebih baik apabila kita membeli komponen secara kolektif/urunan. Jadi biaya pembelian bisa lebih murah, karena pasti ada diskon dari penjual. Kalau tidak ada, kita minta dunk, khan beli banyak ;p
  4. Pada saat membeli komponen, usahakan kita membeli komponen di toko langganan kita. Atau paling tidak kita survei dulu harga komponen-komponen yang akan kita beli (tidak semuanya kita survei, yang penting aja).

Ex: Saya pernah membeli multitune per biji harganya Rp. 6000,00 tapi setelah jalan-jalan dan iseng2 tanya ke toko sebelah kok beda jauh ya. Di situ dijual Rp.4000,00. Jangan lupa minta tanda pembelian / bon / kwitansi.

  1. Belilah komponen di toko yang spesifik menjual komponen elektronika yang kamu maksudkan. Ada beberapa toko elektronika yang hanya menjual komponen-komponen tertentu saja. Misalnya: toko trafo, toko kabel, toko mikrokontroller dan lcd matrix, dll.. Biasanya di toko seperti ini harga yang ditawarkan lebih murah dan terjamin.
  2. Tanyalah pada penjual bagiamana kualitas komponen yang kamu beli. Karena biasanya komponen yang dijual di pasaran adalah kualitas no 5 ke bawah. Sebab komponen yang bagus kebanyakan adalah hasil import dan lain merk dan kualitas lain juga harga yang ditawarkan, walaupun itu hanya komponen sederhana seperti resistor, transistor maupun trafo. Komponen elektronika import biasanya dari jepang, amerika, korea, malaysia, dll.
  3. Apabila ada komponen elektronika yang tidak kita temui saat berbelanja. Tanyalah persamaan komponen tersebut pada penjual atau cari melalui kamus persamaan komponen atau juga bisa melihat datasheet komponen yang bersangkutan. Kalau masih belum ada juga, pindah ke toko yang lain lagi … Kalau belum ketemu juga, wuihh … terpaksa kita ganti komponen itu dengan dengan komponen yang lainnya tanpa merubah susunan dan prinsip kerja alat.
  4. Jangan lupa terakhir adalah membeli PCB dengan ferichlorit untuk tempat komponen kamu berdiri.
  5. Timah solder ma pastanya jangan lupa euy …
  6. Kalau semua sudah beres, kumpulkan kwitansi dari pembelian untuk mengkalkulasi pembelian kita dalam pembuatan sebuah rangkaian elektronika ini, jadi biar nggak boros-boros amat

Switching Power Supply, sebuah efisiensi yang baik.


Saat ini peralatan elektronika yang menggunakan adaptor semakin banyak dan semakin beraneka ragam. Mulai dari peralatan elektronik yang murah seperti radio sampai dengan handphone. Kebutuhan adaptor sebagai sebuah alternatif sebagai pengganti baterai lebih disukai karena baterai tidak dapat tahan lama dan secara otomatis membuat biaya operasional sebuah alat elektronik tersebut menjadi lebih besar. Dengan sebuah adaptor tidak lagi dibutuhkan baterai tetapi kelemahannya tidak dapat dibawa-bawa dengan mudah karena adapator harus selalu tersambung ke jaringan listrik PLN.

Tetapi walaupun demikian adaptor tetap digunakan. Dari berbagai macam adaptor yang terdapat dipasaran, adaptor konvensional dengan transformator penurun tegangan serta regulator tegangan sederhana lebih banyak ditemukan daripada adaptor dengan teknologi switching.

Adaptor juga dikenal dengan nama power supply. Power suplai yang baik harus mampu memberikan tegangan regulasi yang baik serta mampu memberikan arus yang cukup kepada beban. Tegangan yang tidak terregulasi pada output power supply dapat menyebabkan perlatan elektronika yang menggunakan power supply tersebut akan rusak terutama bagian regulasi tegangan (jika ada) tetapi jika peralatan tersebut tidak membunyai rangkaian regulasi tegangan internal maka dapat dipastikan perlatan elektronik tersebut akan rusak.

Rangkaian regulasi tegangan yang baik tidaklah sederhana dan pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai power supply dengan rangkaian regulasi switching. Power supply dengan regulasi switching ini lebih dikenal sebagai power supply switching. Kelebihan power supply switching adalah efisiensi daya yang besar sampai sekitar 83% jika dibandingkan dengan power supply dengan regulasi biasa yang menggunakan LM78xx.

Efisiensi yang rendah pada regulator LM78xx dikarenakan kelebihan tegangan input regulator akan dirubah menjadi panas sehingga sebagian besar daya input akan hilang karena dirubah menjadi panas tersebut. Bagaimanapun juga semua regulator harus mendapatkan tegangan input yang lebih tinggi daripada tegangan regulasi output untu mendapatkan tegangan yang teregulasi.

Gambar 1
Blok Diagram Switching Regulator

Tegangan regulasi dihasilkan dengan cara men-switching transistor seri ‘on’ atau ‘off ’. Dengan demikian duty cycle-nya menentukan tegangan DC rata-rata. Duty cycle dapat diatur melalui feedback negatif. Feedback ini dihasilkan dari suatu komparator tegangan yang membandingkan tegangan DC rata-rata dengan tegangan referensi.

Regulator switching pada dasarnya mempunyai frekuensi yang konstan untuk men-switching transistor seri. Besarnya frekuensi switching tersebut harus lebih besar dari 20KHz agar frekuensi switching tersebut tidak dapat didengar oleh manusia. Frekuensi switching yang terlalu tinggi menyebabkan operasi switching transistor tidak efisien dan juga dibutuhkan inti ferrit yang besar atau yang mempunyai permeabilitas tinggi.

Untuk regulator switching dengan transistor seri dapat digunakan frekuensi switching (unibase frequncy) pada 200KHz. Pada frekuensi ini masih dapat digunakan transistor darlington biasa dengan bandwidth minimum pada 1MHz seperti 2N6836 dengan maksimum frekunsi switching pada 10MHz atau BDW42 dengan maksimum frekuensi 4MHz. Besarnya bandwidth ini sangat berpengaruh pada efisiensi kerja switching regulator tersebut.

Untuk dioda clamp harus digunakan dioda dengan karakteristik fast recovery rectifier atau dikenal dengan dioda schottky. Dioda ini berguna untuk mempertahankan titik kerja dari switching transistor dengan melakukan ‘clamp’ (memotong) tegangan spike yang dihasilkan oleh transistor switching tersebut. Salah satu dioda schottky adalah 1N5819 dengan tegangan breakdown pada 40V. Kelebihan dari dioda schottky adalah kecepatan responnya terhadap penyerahkan tegangan.


Rangkaian Regulator Switching

Terdapat berbagai macam rangkaian regulator switching tetapi semua rangkaian regulator tersebut selalu mempunyai 4 elemen dasar :

1. Switching Transistor

2. Dioda Clamp

3. LC Filter

4. Rangkaian kontrol

Ada beberapa variasi dari rangkaian regulator switching. Perbedaaanya adalah pada posisi transistor switchingnya. Variasi regulator switching tersebut dapat dilihat pada gambar 2.

Transistor seri merupakan transistor yang diseri antara tegangan sumber (+DC Unregulated) dan tegangan output regulasi (+Vo). Untuk rangkaian pada gambar 2c dan 2d cocok untuk rangkaian kontrol tegangan teregulasi pada industri karena rangkaian kontrolnya terpisah/terisolasi dengan transistor serinya. Biasanya antara rangkaian kontrol dengan transistor serinya dipisahkan dengan menggunakan optoisolator (MOCxx atau 4N3x).

Pada rangkaian pada gambar 2a dan 2b, rangkaian kontrolnya mendapatkan tegangan dari output tegangan teregulasi sehingga rangkaian tidak akan ‘start’ jika tidak diberi tegangan awal. Sedangkan pada rangkaian 2c dan 2d rangkaian kontrolnya mendapatkan tegangan dari +DC Unregulated sehingga akan tetap bekerja walaupun terjadi kerusakan/kesalahan pada Remote Sense atau Induktor yang menyebabkan tegangan output regulasi menjadi nol.



Gambar 2
Variasi Switching Regulator


Filter Input dan Penyearah Input

Penyearah input dan filter input terdiri dari penyearah bridge (full wave rectifier) dan sebuah filter kapasitor. Untuk meningkatkan efisiensi dari regulasi maka resistor seri tidak digunakan. Perlu diperhatikan dalam memilih dioda bridge yang digunakan karena terdapat arus ‘surge’ yang besarnya sampai kira-kira 12A. Arus ‘surge’ merupakan arus pengisian kapasitor pada saat rangkaian regulator ini dihidupkan pertama kali. Arus surge’ ini menjadi besar karena tidak terdapat resistor seri. Rangkaian penyearah dan filter input ini akan menghasilkan tegangan DC yang tidak teregulasi.

Output Filter

Rangkaian filter output tidak terlalu rumit. Rangkaian filter output hanya terdiri dari induktor (L) dan kapasitor (C). Nilai induktor dan nilai kapasitor yang digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :



Dimana vo = tegangan ripple yang diinginkan.

Vo = tegangan regulasi output.

Vin = tegangan DC tak teregulasi.

f = frekuensi switching.

Sebuah rangkaian regulator yang baik harus mempunyai tegangan ripple harus sekecil mungkin. Tegangan ripple harus dalam level puluhan mV bahkan lebih kecil.

Untuk nilai kapasitor yang digunakan biasanya menggunakan 2 kali nilai yang didapatkan dari persamaan di atas karena Faktor disipasi dari kapasitor elektrolit untuk frekuensi tinggi tidak terlalu baik Dapat juga digunakan kapasitor tantalum dengan nilai sedikit di atas nilai yang dihasilkan oleh persamaan di atas. Selain itu filter output juga berfungsi sebagai filter adanya tegangan spike yang ditimbulkan oleh switching transistor (kondisi terburuk) agar tidak sampai ke perlatan elektronik (beban).

Sehingga di dalam mendisain sebuah regulator switching diperlukan parameter-parameter :

1. Tegangan input tak teregulasi

2. Tegangan output teregulasi yang diinginkan

3. Frekuensi kerja dari switching transistor

4. Arus output dari regulator switching

5. Tegangan ripple output teregulasi.

Selain bandwidth dari transistor switching, arus kolektor (Ic) dan tegangan kolektor-emitor (VCE) juga perlu diperhatikan dalam proses disain regulator switching ini. Arus kolektor (Ic) akan mempengaruhi besarnya arus output yang dapat disupply oleh regulator switching dalam kondisi normal. Sedangkan tegangan kolektor-emitor (VCE) akan mempengarui tegangan input (tegangan DC tak teregulasi) yang dapat diterima oleh transistor switching tersebut.

Ide Dasar Operasi Kerja Switching Regulator

Tingginya efisiensi dari regulator switching ii dipengaruhi oleh efisiensi kerja dari switching transistor seri. Pada saat transistor switching ‘ON’ maka semua tegangan input akan dilewatkan filter LC. Pada saat transistor switching ‘OFF’ maka tegangan input tidak akan melewati transistor switching sehingga tegangan yang masuk ke filter LC adalah nol.

Sehingga dengan duty cycle 50% maka transistor switching akan ‘ON’ atau ‘OFF’ dalam sela waktu yang sama dan tegangan rata-rata yang dihasilkan dari kondisi ini dapat ditentukan dengan persamaan :

Dimana D = Duty Cycle dari transistor switching.

Perubahan dari duty cycle ini akan mempengaruhi besarnya tegangan output teregulasi. Sehingga untuk mengkompensasi penurunan/kenaikan tegangan input tidak teregulasi dapat diatur dengan merubah duty cycle dari transistor switching ini.

Kondisi ‘ON’-‘OFF’ dari transistor switching ini terjadi berulang-ulang sehingga dengan duty cycle yang tetap akan menghasilkan gelombang kotak yang periodik.


Gambar 3
Operasi Dasar Switching Regulator

Pada saat switch tertutup maka IL akan mengalir dari Vin ke beban. Karena terdapat perbedaan tegangan antara tegangan output dan tegangan input maka IL akan naik. Pada saat switch terbuka maka energi yang tersimpan di dalam induktor akan memaksa agar IL tetap mengalir ke beban, IL akan turun.

Arus rata-rata yang melewati induktor sama dengan arus beban. Karena tegangan Vo dijaga konstan oleh kapasitor maka Io akan konstant. Ketika IL naik di atas Io maka kapasitor akan diisi dan pada saat IL turun di bawah Io maka kapasitor akan discharge.

Kondisi ini akan terus berulang sehingga akan menghasilkan suatu gelombang yang periodik dan operasi kerja regulator dalam kondisi steady state. Operasi dalam kondisi steady state ini akan menghasilkan :

1. Tegangan rata-rata pada induktor akan = 0 sampai Vo.

2. Arus DC yang mengalir dari induktor akan sama dengan arus yang mengalir ke beban. Akan muncul tegangan ripple yang kecil.

3. Tegangan DC pada kapasitor sama dengan tegangan beban dengan tegangan ripple yang kecil.

Perubahan pada arus beban (Io) sangat sukar dikompensasi dan respon transien dari beban pada umumnya tidak baik. Jadi perubahan pada arus beban akan menyebabkan perubahan duty cycle sementara. Ada beberapa kasus yang terjadi jika arus beban berubah :

1. Duty cycle akan naik sampai maksimal (100%) sehingga transistor switching akan selalu ‘ON”.

2. Induktor memerlukan beberapa waktu untuk menaikan level tegangan DC yang baru. Kondisi ini diperngaruhi oleh permeabilitas dari inti ferrit yang digunakan.

3. Duty cycle kembali pada nilai semula.

Standarisasi Motor Listrik

Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).

Motor listrik dalam standard IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi yang dimilikinya. Sebagai standar di Uni Eropa, pembagian kelas ini menjadi EFF1, EFF2 dan EFF3. Untuk kelas EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan EFF3 sudah tidak boleh dipergunakan dalam lingkungan uni eropa, sebab memboroskan bahan bakar di pembangkit listrik dan secara otomatis akan menimbulkan buangan karbon yang terbanyak, sehingga lebih mencemari lingkungan.

Standar IEC yang berlaku adalah IEC 34-1, ini adalah sebuah standar yang mengatur rotating equipment bertenaga listrik. Ada banyak pabrik elektrik motor, tetapi hanya sebagian saja yang benar-benar mengikuti arahan IEC 34-1 dan juga mengikuti arahan level efisiensi dari Uni Eropa.

Banyak produsen elektrik motor yang tidak mengikuti standar IEC dan Uni Eropa supaya produknya menjadi murah dan lebih banyak terjual, banyak negara berkembang manjdi pasar untuk produk ini, yang dalam jangka panjang memboroskan keuangan pemakai, sebab tagihan listrik yang semakin tinggi setiap tahunnya.

Lembaga yang mengatur dan menjamin level efisiensi ini adalah CEMEP, sebuah konsorsium di Eropa yang didirikan oleh pabrik-pabrik elektrik motor yang ternama, dengan tujuan untuk menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi pencemaran karbon secara global, karena banyak daya diboroskan dalam pemakaian beban listrik.
Sebagai contoh, dalam sebuah industri rata-rata konsumsi listrik untuk motor listrik adalah sekitar 65-70% dari total biaya listrik, jadi memakai elektrik motor yang efisien akan mengurangi biaya overhead produksi, sehingga menaikkan daya saing produk, apalagi dengan kenaikan tarif listrik setiap tahun, maka pemakaian motor listrik EFF1 sudah waktunya menjadi keharusan.

Pembangkit Listrik Tenaga Osmosis

Kebutuhan terhadap sumber energi, terutama energi listrik, mendorong munculnya banyak variasi sumber pembangkit. Terlebih adanya desakan untuk menciptakan sumber pembangkit ramah lingkungan, menjadi salah satu faktor pendorong untuk mencari sumber energi lain selain bahan bakar fosil. Salah satu yang saat ini sedang ramai adalah pembangkit dengan konsep renewable energy yang umumnya sudah banyak dikembangkan di negara – negara maju. Salah satu bagian dari renewable energy adalah pembangkit listrik menggunakan teknik energi osmosis yang akan dibahas pada artikel ini.

Pada prinsipnya, proses pembangkitan listrik melibatkan perubahan energi kinetik menjadi energi listrik (memutar rotor pada generator). Energi kinetik inilah yang umum menjadi permasalahan. Hal ini dikarenakan pada metode pembangkitan secara konvesional (seperti pembangkit berbahan bakar fosil) bahan bakar tersebut akan dibakar untuk memanaskan air, yang pada proses selanjutnya akan menghasilkan tekanan untuk memutar rotor. Hal inilah yang kemudian dilihat dan berusaha dimanfaatkan pada proses osmosis.

Berdasarkan pengertiannya, Osmosis merupakan salah satu sifat yang dimiliki dari benda cair (fluida) untuk berpindah melalui lapisan semiperrmiabel diantara 2 fluida yang memiliki kepekatan berbeda. Lapisan semipermiabel ini berfungsi untuk memisahkan 2 lapisan dan hanya mampu ditembus oleh air, sementara partikel yang lain tertahan. Sehingga arah pergerakan fluida berasal dari fluida dengan kepekatan rendah menuju fluida dengan kepekatan lebih tinggi hingga dicapai kepekatan yang sama.

Perpindahan fluida ini akan mengakibatkan adanya perubahan volume yang juga mengakibatkan tekanan pada sisi fluida yang lebih pekat. Tekanan ini kemudian akan menyebabkan pergerakan fluida dan tekanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi kinetik. Konsep inilah yang kemudian digunakan pada pembangkit listrik dengan konsep teknik osmosis dengan memanfaatkan air laut. Dengan memanfaatkan kepekatan air laut dan juga air murni, pembangkit listrik dengan teknik osmosis dapat dikembangkan.

Untuk lebih memahami mengenai proses osmosis, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Pada kondisi awal


Pada saat proses osmosis telah mencapai titik keseimbangan

Teknik osmosis yang digunakan pada pembangkit listrik memiliki 2 tipe yang berbeda, yaitu SHEOPP Converter dan Underground PLO Plant.

SHEOPP Converter

SHEOP Converter merupakan pembangkit listrik yang terpasang di dasar permukaan laut. Prinsip yang digunakan pada pembangkit ini adalah menggunakan air laut sebagai fluida pekat, dan memanfaatkan aliran air sungai atau dam yang berfungsi sebagai fluida yang kurang pekat. Dasar peletakan pembangkit ini didasar laut dikarenakan faktor beda ketinggian dan juga kadar kepekatan air laut itu sendiri. Faktor ini cukup mempengaruhi energi listrik yang nantinya dapat dibangkitkan.


SHEOPP Converter Plant


Underground PLO Plant

Pada prinsipnya, tipe pembangkit Undergorund PLO Plant memiliki prinsio kerja yang sama dengan SHEOPP Converter. Perbedaan terletak pada penempatan pembangkit. Jika pada SHEOPP Converter, pembangkit diletakkan pada bagian dasar laut untuk memastikan tekanan dan jumlah fluida yang tepat, maka pada pembangkit tipe Undergorund PLO plant pembangkit diletakkan di bawah tanah. Hal ini yang didasarkan untuk memunculkan perbedaan tekanan, dengan mengalirkan air dari sungai atau dam dan air laut menuju ke level tekanan yang lebih rendah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


Underground PLO Plant

Akan tetapi, seperti banyak pembangkit renewable energy lainnya, konsep pembangkit dengan teknik osmosis masih mendapat banyak tantangan. Hal ini terkait dengan faktor – faktor kualitas, kuantitas, dan ekonomis yang kurang baik. Permasalahan terutama terpaku pada kemampuan lapisan semipermiabel sebagai bagian penting teknik ini, dan juga faktor biaya yang dibutuhkan dalam menghasilkan energi listrik per Watt-nya.Oleh karena itu masih sedikit pembangkit listrik dengan teknik ini yang dikembangkan.

Perkembangan pembangkit dengan teknik ini sampai sekarang, hanya terdapat beberapa tempat , diantaranya adalah oleh perusahaan Starkraft di Tofte, Norwegia dan Eddy Potash Mine di New Mexico. Bahkan ketika pertama kali dibangun, pembangkit listrik yang berada di Norwegia hanya mampu menghasilkan beberapa kilo-Watt yang jika dikonversikan hanya dapat memanaskan air untuk 1-2 ketel.

Perhatian pada pembangkit ini pun akhirnya menarik beberapa pihak untuk meneliti dan menelaah lebih jauh. Salah satunya adalah perhatian untuk peningkatan kerja pada sisi lapisan semipermiabelnya. Namun, seiring waktu berjalan, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin apabila di masa depan pembangkit dengan teknik ini dapat menjadi salah satu bagian dari sistem pembangkit listrik dengan dasar renewable energy.

Referensi :

[1] http://www.exergy.se/goran/cng/alten/proj/97/o/

[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Osmotic_power

[4] http://www.osmosefilmer.com/engelsk2.html

[3]Haynie, Donald T. (2001). Biological Thermodynamics. Cambridge: Cambridge University Press. pp. 130–136.

[5]http://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/756432-k7Q3X9/webviewable/

[6] http://www.newscientist.com/article/dn18204-first-osmosis-power-plant-goes-on-stream-in-norway.html

Tap Changer (Perubah Tap) Pada Transformator


Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah.

Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) trafo.

Ada dua cara kerja tap changer:
1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban, disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual (Gambar 1).

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban, disebut “On Load Tap Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis (Gambar 2).

Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban.

OLTC terdiri dari :
1. Selector Switch
2. diverter switch
3. transisi resistor

Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).

Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.

TIPS MENGHEMAT LISTRIK

Hemat listrik

  1. Padamkan lampu jika penerangan sudah tak diperlukan lagi.
  2. Gunakan lampu-lampu taman pada tempat dan waktu yang sangat diperlukan saja. Jangan lupa mematikannya sewaktu hari mulai terang.
  3. Jangan biarkan televisi atau radio terus hidup ketika acara telah usai atau sewaktu Anda tak lagi berminat menontonnya/mendengarkan.
  4. Hindari memasukkan makanan atau air yang masih panas langsung ke dalam kulkas. Biarkan Makanan itu menjadi dingin dulu diluar. Baru masukkan ke dalam kulkas atau freezer.
  5. Tutup yang rapat kulkas anda. Sebab kebocoran lewat celah pintu kulkas, akan menyebabkan motor berputar dengan tenaga yang lebih besar. Artinya energi listrik yang terpakai lebih besar.
  6. Jangan mengisi kulkas terlalu sesak oleh makanan. Isi yang berlebihan akan membuat sirkulasi udara menjadi berkurang. Akibatnya kompresor harus bekerja lebih keras untuk menjaga suhu udara.
  7. Biasakan mematikan AC ketika ruangan tak lagi dipakai untuk waktu yang agak panjang. Tutup pintu dan jendela dengan rapat sewaktu AC mulai dihidupkan. Tutup juga tirai jendela untuk menahan sinar matahari dari luar. Pada umumnya AC memerlukan energi listrik cukup besar. Oleh sebab itu pasanglah thermostat pada kedudukan suhu yang sesuai kebutuhan.
  8. Hanya menggunakan mesin cuci apabila jumlah cucian sudah cukup banyak. Jika hanya 2 atau 3 potong pakaian, mengapa tidak Anda cuci dengan tangan saja.
  9. Lepaskan setrika listrik dari stopkontak setelah Anda selesai menyetrika pakaian. Menyalakan setrika listrik dari 450 watt misalnya, adalah sama dengan menyalakan lebih dari 10 buah lampu neon secara serempak.
  10. Nyalakan pemanas air (water heater) Anda selama 20 menit sebelum air panas diperlukan. Lalu matikan.
  11. Lumasi secara teratur bantalan poros atau as dan gigi transmisi motor-motor listrik.

MENGATASI TROUBLESHOOTING KELISTRIKAN

JENIS GANGGUAN LISTRIK

Energi listrik yang kita gunakan sehari-hari pada dasarnya dihasilkan oleh proses yang bersumber dari 2 hal, yaitu dari sumber daya listrik tak terbabaharukan dan dari sumber listrik terbaharukan. Sehingga untuk mengantisipasi akibat gangguan dari sumber energi listrik, sebaiknya diperlukan suatu alat UPS, alat ini berguna untuk memperbaiki dan meminimalisir gangguan listrik yang terjadi, sehingga listrik yang akan disupply ke beban misal ke komputer kualitasnya menjadi lebih stabil dan handal dibandingkan jika langsung dari sumber listrik (PLN) dan juga memberikan listrik cadangan jika sumber listrik utama (PLN) mati. Adapun gangguan yang sering terjadi pada listrik diantaranya:

1. Power Failure / outages

Power Failure atau outages sumber listrik utama mati kalau di Indonesia boleh dikatakan mati lampu/ PLN mati . Penyebabnya mungkin karena korselting atau hubung singkat, sumber listrik kelebihan beban, peralatan listrik ada yang rusak sehingga breaker /MCB PLN turun. Bisa juga karena adanya bencana alaml. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada hardware computer atau peralatan elektroniknya , kehilangan data, system computer menjadi crash.

2. Power SAG

Yaitu tegangan listrik turun dalam waktu sesaat sampai dengan dibawah 80-85% dari tegangan normal. Yah kalau di Indonesia tegangan normalnya 220 Vac. Penyebabnya adanya startup beban (peralatan listrik / elektronik) yang cukup besar (Kita pasti pernah mengalami pada saat kita menyalakan televisi atau monitor komputer atatu ac terkadang bohlam di rumah kita redup sesaat kemudian normal kembali, nah itu yang dinamakan sag alias tegangan turun sesaat), adanya peralatan yang rusak, kapasitas listrik kita misal di rumah lebih kecil dari yang dibutuhkan/demand. Gangguan seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada pada komputer dan mungkin system komputer kita bisa crash. Anda bisa bayangkan kalau kita sedang memakai komputer terjadi hal seperti ini, komputer kita kalau tidak restart ya…. Hang.

3. Power Surge / Spike
Yaitu tegangan listrik naik dalam waktu sesaat sampai dengan di atas 110% dari tegangan normal. Yah kalau di Indonesia tegangan normalnya 220 Vac .. Sedangkan spike merupakan kejadian dimana tegangan listrik naik begitu cepat dalam sesaat sehingga dapat mencapai 5KV-60 KV. Penyebabnya biasanya pada saat kita mematikan beban yang berat atau bisa juga jaringan listrik terkena petir. Gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan pada hardware.

4. Undervoltage
Dikenal juga dengan istilah BrownOut terjadi saat tegangan listrik turun / berkurang dalam waktu beberapa lama bisa hitungan menit, sampai hitungan hari . Penyebabnya beban listrik yang berlebihan sehingga pasokan listrik berkurangi atau adanya beban pada saat baban puncak misal malam hari. Hal ini dapat menyebabkan peralatan listrik atau elektronik menjadi rusak.

5. Overvoltage
Hal ini kebalikan dari undervoltage . Hal ini akan menyebabkan komputer atau peralatan elektronik menjadi panas dan cepat rusak.

6. Electrical Line Noise / Common Mode Disturbances
Gelombang listrik terganggu sehingga bentuk gelombangnya tidak bersih tetapi seperti berambut. Hal ini terjadi karena gangguan frekuensi radio, petir, Neutral-Grounding pada instalasi listrik jelek, atau bisa juga sisebabkan oleh peralatan listrik atau elektronik yang menghasilkan frekuensi yang tinggi . Gangguan ini dapat menyebabkan error pada harddisk ,dan kerusakan pada hardware komputer.

7. Frequency Variation
Listrik mempunyai dua istilah yaitu tegangan atau voltase dan frekuensi. Jadi Frekuensi variation ini adalah frekuensi listrik yang selalu berubah-ubah. Umumnya di Indonesia frekuensi listriknya 50 Hz. Hal ini dapat menyebabkan hilang data, sistem menjadi crash dan rusaknya peralatan.

8. Switching Transient
Turunnya tegangan secara tiba-tiba dalam waktu kisaran beberapa nanosecond /nano detik . Waktu yang terjadinya lebih pendek daripada sebuah spike dan hanya terjadi beberapa nanosecond. Gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan yang terlalu cepat / premature failure.

9. Harmonic Distortion
Gelombang listrik yang terdistorsi sehingga gelombang listriknya kacau tidak sinusoidal lagi. Hal ini dapat disebabkan karena switching power supply, motor listrik seperti pompa air, mesin fax, mesin foto copy dll. Gangguan ini dapat menyebabkan komunikasi data misalnya pada jaringan lan menjadi error, peralatan listrik / elektronik cepat panas, dan kerusakan pada hardware komputer.

CARA MENGATASI GANGGUAN LISTRIK

Pada umumnya gangguan penyaluran energi listrik yang sering terjadi sebagai catu daya untuk beban, berupa peralatan listrik dan komputer yaitu seperti : Listrik padam secara tiba-tiba(blockout), Tegangan dan frekuensi naik turun tidak stabil dan distorsi atau noise.

1. Listrik padam secara tiba-tiba

Yang dimaksud dengan listrik padam secara tiba-tiba (artinya cut-off tanpa pemberitahuan terlebih dahulu), hal ini terjadi pemadaman listrik dari sumber listrik utama dari (PLN), atau pada breaker (MCB) turun karena akibat terjadi beban yang berlebihan atau terjadi (biasanya korslet/hubung singkat). Hal ini perlu dimengerti, apa yang terjadi jika kita sedang bekerja dengan memakai komputer kemudian terjadi pemadaman listrik oleh PLN, atau ada orang yang menyalakan beban yang besar misal dispenser/mesin pendingin ruangan (ac) atau mungkin peralatan welder (alat las listrik) ke sumber listrik yang mengakibatkan breaker (MCB) menjadi turun, atau mungkin ada peralatan listrik yang korsleting misal yang paling sering terjadi pada lampu neon, atau peralatan elektronik semacamnya. Dengan kasus seperti itu kita pasti tahu apa yang terjadi dengan komputer kita yang sedang kita pakai. Akan ikut mati! Data yang sedang kita kerjakan akan ikut hilang (jika belum di save). Juga dapat mengaikbatkan kerusakan hardware (paling sering hardisk menjadi crash).Untuk mengatasi hal ini diperlukan UPS (Uninterruptible Power supply)

2. Tegangan dan frekuensi yang naik turun

Akibat pada sumber listrik yang naik turun (tidak stabil) dapat merusakan pada hardware komputer. Jika terjadi tegangan listrik naik akan menyebabkan power supply pada komputer menjadi cepat panas. Bahkan jika naiknya melebihi kapasitas yang seharusnya, misal tegangan listrik melebihi 240Vac yang seharusnya 220 volt atau terkena petir (tegangan listrik akan melonjak menjadi tinggi sekali melebihi 400V dalam waktu seketika) atau mematikan beban yang berkapasitas besar juga dapat menyebabkan tegangan listrik naik seketika tentu akan mengakibatkan komputer kita akan rusak. Untuk proteksi petir ini sebaiknya mencari ups yang ada surge protectionnya sehingga kalau kena petir yang rusak biasanya surge protectornya sedangkan komputer kita aman. Jika tegangan listriknya turun dapat mengakibatkan komputer menjadi hang karena kurang supply tegangan listrik, juga power supply kita menjadi lebih panas karena akan menarik arus yang lebih besar untuk mencukupi kapasitas VA dari power supply. Turunnya tegangan listrik dapat terjadi sumber listrik utamanya (PLN) sudah tidak mencukupi kapasitasnya, juga dapat juga tegangan turun secara seketika karena menghidupkan beban/peralatan listrik/elektrionik yang berkapasitas besar. Untuk mengatasi hal ini dapat menggunakan stabiliser (AVR) atau UPS (Uninterruptible Power Supply) yang sudah ada AVR dan Surge Protectionnya.


3. Distorsi (Noise)

Pengaruh pada sumber listrik yang terdistorsi umumnya akan mengakibatkan gagalnya proses input/output data pada komputer. Misalnya gagal dalam penulisan data ke harddisk, atau bisa juga dapat mengakibatkan print error dan yang paling sering terjadi yaitu sering tidak koneknya hubungan komputer pada jaringan LAN (biasannya kalau kabel lan berdampingan dengan kabel listrik yang terdistorsi). Penyebab gelombang listrik terdistorsi karena radio transmission yang dibangkitkan oleh peralatan elektronik, misal pemancar radio/televisi, suara pesawat terbang umunya di sekitar bandara, bahkan peralatan komputer atau elektronik itu sendiri menyebabkan distorsi (perlatan elektronik yang mempunyai THDI (Total harmonic distorsion) yang jelek). Untuk mengatasi gangguan ini biasanya memakai power line conditioner atau menggunakan UPS yang berjenis online karena kedua alat ini umumnya terdapat rangakaian penghilang atau pemininimalisir distosi/noise. Sedangkan kalau frekuensi yang naik turun umumnya berpengaruh sekali untuk perlatan yang sensitif seperti peralatan medical dan laboratorium.